ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK
1.KONSEP DASAR
A.pengertian
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus ,tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba,jarang terjadi implantasi pada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus yang rudimenter dan divertikel pada uterus.
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara
20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0%-14,6%.
(Sarwono Prawiroharjho, Ilmu Kebidanan, 2005)
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri.
(kapita selekta kedokteran,2001)
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan ovum yang dibuahi,berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal yakni dalam endometrium kavum uteri.
Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih juga dipakai,oleh karena terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik yang berimplantasi dalam uterus tetapi tidak pada tempat yang normal.
(Sarwono prawirohardjo,ilmu kandungan,2005)

B.Etiologi
Etiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki,tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui.
faktor-faktor yang memegang peranan dalam hal ini ialah sebagai berikut :
• Faktor tuba,yaitu salpingitis,perlekatan tuba,kelainan konginetal tuba,pembedahan sebelumnya,endometriosis,tumor yang mengubah bentuk tuba dan kehamilan ektopik sebelumnya.
• Kelainan zigot,yaitu kelainan kromosomdan malformasi.
• Faktor ovarium,yaitu migrasi luar ovum dan pembasaran ovarium.
• Penggunaan hormone eksogen.
• Faktor lain,antara lain aborsi tuba dan pemakaian IUD
( Dr.Rustam Mochtar, sinopsis Obstetri, 2000).
C.Tanda dan gejala
Gambaran kehamilan ektopik yang belum terganggu tidak khas dan penderita maupun dokter biasanya tidak mengetahui adanya kelainan dalam kehamilan.
Pada umumnya penderita menunjukkan gejala-grjala sebagai berikut:
Amenorhoe
Nyeri perut bagian bawah
Gejala kehamilan muda
Level HCG rendah
Perdarahan pervaginam berwarna coklat tua
Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks
Digoyangkan dan kavum douglasi menonjol karena ada pembekuan darah.
(Kapita selekta kedokteran, 2001)
Gejala dan tanda kehamilan ektopik sangat berbeda-beda dari perdarahan banyak tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala tidak jelas ,sehingga sukar membuat diagnosisnya,gejala dan tanda bergantung pada lamanya kehamilan ektopik,abortus atau
rupture tuba,tuanya kehamilan,derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil.
(Dr.rustam mochtar,synopsis obstetri,2000)
D.Patofisiologi
Karena tuba bukan tempat untuk pertumbuhan hasil kosepsi tidak mungkin janin tumbuh secara utuh seperti dalam uterus.sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6-10 minggu.
Mengenai nasib kehamilan tuba terdapat beberapa kemungkinan,
Yaitu:

1.Hasil kosepsi mati dan diresorbsi
pada implantasi secara kolumner,ovum yang dibuahi cepat mati karena vaskularisasi kurang dan dengan mudah terjadi resorbsi total.dalam keadaan ini penderita tidak mengeluh apa-apa hanya haidnya terlambat untuk beberapa hari.
2.abortus ke dalam lumen tuba
Perdarahan yang terjadi karena pembukaan pembuluh darah oleh villi koriales pada dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut sama-sama dengan robeknya pseudokapsularis.pelepasan ini dapat terjadi sebagian atau seluruhnya tergantung pada derajat perdarahan perdarahan yang timbul.
3.ruptur dinding tuba
Rupture tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya ada kehamilan muda,sebaiknya rupture pada pars interstisialis terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut.faktor utama yang menyebabkan rupture ialah penembusan villi koriales ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke perineum.
Rupture dapat terjadi secara spontan atau karena trauma ringan seperti coitus dan pemeriksaan vaginal.
(Sarwono Prawirohardjo,ilmu kebidanan, 2005)

E.Penanganan
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi,dalam tindakan demikian beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan yaitu : kondisi penderita pada saat itu,keinginn penderita akan fungsi reproduksinya,lokasi kehamilan ektopik,kondisi anatomic organ pelvic,kemampuan teknik bedah mikro,dokter operator dan kemampuan teknologi fertilisasi invitro setempat.hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada kehamilan tuba,atau dapat dilakukan pembedahan konservatif dalam arti hanya dilakukan salpingostomi.
Apabila keadaan penderita buruk,misalnya dalam keadaan syok,lebih baik dilakukan salpingektomi.pada kasus kehamilan ektopik di pars ampularis tuba yang belum pecah pernah dicoba ditangani dengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan.
Criteria khusus yang diobati dengan cara ini adalah :
• Kehamilan di pars ampullaris tuba belum pecah
• Diameter kantong gestasi ≤ 4cm;
• Perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100 ml
• Tanda vital baik dan stabil
Obat yang digunakan ialah methotrexate 1 mg/kg IV dan citrovorum factor 0,1 mg/kg 1 M berselang seling setiap hari selama 8 hari.dari seluruh 6 kasus yang di obati,satu kasus dilakukan salpingektomia pada hari ke-12 karena gejala abdomen akut,sedangkan 5 kasus berhasil diobati dengan baik.
2APLIKASI DALAM MANAJEMEN KEBIDANAN
I. Pengumpulan data
Data subjektif
Mengalami mual dan muntah
Nyeri perut bagian bawah
Terjadi perdarahan berwarna coklat tua
haid tidak teratur
Data objektif
pemeriksaan servik menyebabkan rasa nyeri
suhu kadang-kadang naik kadang-kadang turun
pada kasus ini mendadak biasanya ditemukan anemia
tanda vital dapat baik sampai buruk
Saat pemeriksaan adneksa dengan vaginal touché, ada nyeri bila porsio digerakkan (nyeri goyang porsio).
Pemeriksaan penunjang diagnostik : urine B-hCG (+),
kuldosentesis (ditemukan darah di kavum Douglasi), USG
II. Diagnosa/masalah
Kehamilan ektopik.
III. Masalah potensial
IV. Tindakan segera
V. Perencanaan
Perbaiki keadaan umum ibu misalnya berikan infus, transfusi darah,oksigen,
Mengontrol TD, nadi, dan suhu satu jam sekali
Beri tahu pada ibu kemungkinan yang bisa terjadi
anjurkan pada ibu untuk tidak hamil dulu
Beri tahu ibu tentang pemeriksaan tidakan lanjut.
VI.Pelaksanaan
• Berikan Diberikan cairan infus 10 unit oksitosin dalam cairan RL dengan kecepatan 40-60 tetes / menit
• Dikontrol TTV yaitu: TD 140/90 mmHg, Nadi 80 kali/I dan suhu 370
• Memberi tahu ibu tentang pemeriksaan tindak lanjut dengan :
a. Laparatomi
b. Salpingektomi/salpingostomi/reanostomis tuba
c. Kemotrapi dengan metotreksat 1 mg/kg intravena dan faktor sitrovorum 0.1 mg/kg intramuscular berselang-seling selama 8 hari bila kehamilan di pars ampularis tuba belum pecah,diameter kantong gestasi kurang atau sama dengan 4 cm,perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100ml dan tanda vital baik.
VII.Evaluasi
a. Keadaan umum ibu sudah mulai membaik
b. TTV ibu masih dalam batas normal
c. Ibu mengerti dengan pejelasan dokter
d. Ibu bisa faham dengan penjelasan dari dokter
e. Ibu mengerti dan dapat mengulang apa yang disampaikan oleh dokter
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Anamnesa
Tanggal anamnesa : 10 juni 2007
Nama : Ny. Rahma
Umur : 33 tahun
Suku : minang
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
1. Alasan kunjungan : ada keluhan
2. Keluhan-keluhan :- Mengalami perdarahan sedikit dan berwarna kecoklatan
- Haid tidak teratur
- Nyeri pada perut bagian bawah
HPHT : 25 maret 2007
B.Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran : Samolen
2. TTV :
-TD : 120/ 80 mmHg
-DN : 78 kali/I
-R : 24 kali/I
-S : 370 C
3.Muka : pucat
4.Abdomen :
1. Inspeksi
Pembesaran perut : sesuai dengan usia kehamilan
Acites : tidak ada
2. Palpasi :
a. Pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri
b. Uterus diraba maka teraba sedikit membesar
c. Kavum douglas yang menonjol.
3. Auskultasi :
-Tidak terdengar DJJ
C. Askeb dalam SOAP
a.Data Sujektif
- Mengalami perdarahan sedikit dan berwarna kecoklatan
- Haid tidak teratur
- Nyeri pada perut bagian bawah
-HPHT : 25 maret 2007.
b.Data objektif
- pemeriksaan servik menyebabkan rasa nyeri
- suhu kadang-kadang naik kadang-kadang turun
- tanda vital dapat baik sampai buruk
- Saat pemeriksaan adneksa dengan vaginal touché, ada nyeri bila porsio digerakkan
- Pemeriksaan penunjang diagnostik : urine B-hCG (+),
- kuldosentesis (ditemukan darah di kavum Douglasi), USG
c.Assesment
Kehamilan ektopik
d.planning
- Perbaiki keadaan umum ibu misalnya berikan infus, transfusi darah,oksigen,
- Mengontrol TD, nadi, dan suhu satu jam sekali
- Beri ibu makanan yang bergizi
- Beri tahu pada ibu kemungkinan yang bisa terjadi
- anjurkan pada ibu untuk tidak hamil dulu
- Beri tahu ibu tentang pemeriksaan tidakan lanjut.




BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan yang dimaksud disini adalah kesenjangan dan kesamaan yang ada diantara konsep teoritis tentang KEHAMILAN EKTOPIK. Dalam hal ini penulis menemukan beberapa kesenjangan dan kesamaan antara lain :
A.Pengkajian
Secara teoritis penulis melakukan pengkajian pada pasien dengan kasus kehamilan ektopik,dimana pada kasus ini biasanya terjadi gejala kehamilan muda seperti mual dan muntah.
B.identifikasi masalah/diagnosa
Setelah dilakukan pengkajian pada Ny.Rahma kemudian data itu dapat di interpretasikan menjadi diagnosa dan masalah
A.diagnosa
Kehamilan ektopik
B.Masalah
- cemas
- kurang nafsu makan dikarenakan mual dan muntah
C.masalah potensial
Penulis tidak menemukan masalah potensial
D.tindakan segera
Tidak perlu ada tindakan segera
E.menyusun rencana tindakan
- Perbaiki keadaan umum ibu misalnya berikan infus, transfusi darah,oksigen,
- Mengontrol TD, nadi, dan suhu satu jam sekali
- Beri ibu makanan yang bergizi
- Beri tahu pada ibu kemungkinan yang bisa terjadi
- anjurkan pada ibu untuk tidak hamil dulu
- Beri tahu ibu tentang pemeriksaan tidakan lanjut.
F.pelaksanaan tindakan
• Berikan Diberikan cairan infus 10 unit oksitosin dalam cairan RL dengan kecepatan 40-60 tetes / menit
• Dikontrol TTV yaitu: TD 140/90 mmHg, Nadi 80 kali/I dan suhu 370
• Memberi ibu makanan yang bergizi
• Memberi tahu ibu tentang pemeriksaan tindak lanjut dengan :
a. Laparatomi
b. Salpingektomi/salpingostomi/reanostomis tuba
c. Kemotrapi dengan metotreksat 1 mg/kg intravena dan faktor sitrovorum 0.1 mg/kg intramuscular berselang-seling selama 8 hari bila kehamilan di pars ampularis tuba belum pecah,diameter kantong gestasi kurang atau sama dengan 4 cm,perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100ml dan tanda vital baik.
G.evaluasi
• Keadaan umum ibu sudah mulai membaik
• TTV ibu masih dalam batas normal
• Ibu mengerti dengan pejelasan dokter
• Ibu bisa faham dengan penjelasan dari dokter
• Ibu mengerti dan dapat mengulang apa yang disampaikan oleh dokter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aan Chacamata © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute